wayangmahabharata wayang indonesia, cerita wayang mahabarata dalam bahasa jawa kanthi lakon, kumpulan cerita wayang, ini bedanya kisah cerita mahabharata versi india dan jawa, coretan anak lugu tokoh mahabarata, mengenal wayang mahabarata, ladang informasi bharatayudha kisah mahabharata, 04 kisah perang baratayuda
Abimanyu Lahir. Oleh hery_wae 19:43 Posting Komentar. Alkisah. ketika Prabu Kresna mendapat undangan dari Arjuna perihal Kelahiran Anak Arjuna dengan Dewi Wara Subadra. Pada waktu itu, Negara Dwarawati sedang mendapat ancaman perang dari Prabu Jaya Murcita raja Plangkawati. Ancaman perang dari Raja Plangkawati tersebut didasari atas dendam
Ceritawayang orang, cerita wayang, cerita wayang si cepot, cerita wayang srikandi rabi, cerita wayang kulit, cerita wayang madya, cerita wayang ramayana, cerita wayang padjadjaran, cerita wayang basa jawa, cerita wayang bahasa jawa, cerita wayang bahasa indonesia, cerita wayang bahasa jawa singkat, cerita wayang puntadewa bahasa jawa, cerita wayang menggunakan bahasa jawa, cerita wayang rama
Kelanjutan ana cerita wayang bahasa jawa abimanyu bisa kita simak ing ngisor iki. "Adinda Dewi joged ngandela marangku ora ana wong sing paling dakdemen kajaba awakmu. …, rina wengi aku sanuli mikirke kowe, aku ora bisa ucul saka bayangan rupamu! Tembung. Abimanyu.
. Abimanyu Gugur Abimanyu Sansekerta abhiman’yu adalah seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia adalah putera Arjuna dari salah satu istrinya yang bernama Subadra. Ditetapkan bahwa Abimanyu-lah yang akan meneruskan Yudistira. Dalam wiracarita Mahabharata, ia dianggap seorang pahlawan yang tragis. Ia gugur dalam pertempuran besar di Kurukshetra sebagai ksatria termuda dari pihak Pandawa, karena baru berusia enam belas tahun. Abimanyu menikah dengan Utari, puteri Raja Wirata dan memiliki seorang putera bernama Parikesit, yang lahir setelah ia gugur. Arti nama Abimanyu terdiri dari dua kata Sansekerta, yaitu abhi berani dan man’yu tabiat. Dalam bahasa Sansekerta, kata Abhiman’yu secara harfiah berarti “ia yang memiliki sifat tak kenal takut” atau “yang bersifat kepahlawanan”. Kelahiran, pendidikan, dan pertempuran Saat belum lahir karena berada dalam rahim ibunya, Abimanyu mempelajari pengetahuan tentang memasuki formasi mematikan yang sulit ditembus bernama Chakrawyuha dari Arjuna. Mahabharata menjelaskan bahwa dari dalam rahim, ia menguping pembicaraan Kresna yang sedang membahas hal tersebut dengan ibunya, Subadra. Kresna berbicara mengenai cara memasuki Chakrawyuha dan kemudian Subadra ibu Abimanyu tertidur maka sang bayi tidak memiliki kesempatan untuk tahu bagaimana cara meloloskan diri dari formasi itu. Abimanyu menghabiskan masa kecilnya di Dwaraka, kota tempat tinggal ibunya. Ia dilatih oleh ayahnya yang bernama Arjuna yang merupakan seorang ksatria besar dan diasuh di bawah bimbingan Kresna. Ayahnya menikahkan Abimanyu dengan Uttara, puteri Raja Wirata, untuk mempererat hubungan antara Pandawa dengan keluarga Raja Wirata, saat pertempuran Bharatayuddha yang akan datang. Pandawa menyamar untuk menuntaskan masa pembuangannnya tanpa diketahui di kerajaan Raja Wirata, yaitu Matsya. Sebagai cucu Dewa Indra, Dewa senjata ajaib sekaligus Dewa peperangan, Abimanyu merupakan ksatria yang gagah berani dan ganas. Karena dianggap setara dengan kemampuan ayahnya, Abimanyu mampu melawan ksatria-ksatria besar seperti Drona, Karna, Duryodana dan Dursasana. Ia dipuji karena keberaniannya dan memiliki rasa setia yang tinggi terhadap ayahnya, pamannya, dan segala keinginan mereka. Kematian Abimanyu Pada hari ketiga belas Bharatayuddha, pihak Korawa menantang Pandawa untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai Chakrawyuha. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena Kresna dan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi. Namun, pada hari itu, Kresna dan Arjuna sibuk bertarung dengan laskar Samsaptaka. Oleh karena Pandawa sudah menerima tantangan tersebut, mereka tidak memiliki pilihan namun mencoba untuk menggunakan Abimanyu yang masih muda, yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mematahkan formasi Chakrawyuha namun tidak tahu bagaimana cara keluar dari dalamnya. Untuk meyakinkan bahwa Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa bersaudara memutuskan bahwa mereka dan sekutu mereka akan mematahkan formasi itu bersama Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari formasi tersebut. Pada hari penting itu, Abimanyu menggunakan kecerdikannya untuk menembus formasi tersebut. pandawa bersaudara dan sekutunya mencoba untuk mengikutinya di dalam formasi, namun mereka dihadang oleh Jayadrata, Raja Sindhu, yang memakai anugerah Siwa agar mampu menahan para Pandawa kecuali Arjuna, hanya untuk satu hari. Abimanyu ditinggal sendirian untuk menangkis serangan pasukan Korawa. Abimanyu membunuh dengan bengis beberapa ksatria yang mendekatinya, termasuk putera Duryodana, yaitu Laksmana. Setelah menyaksikan putera kesayangannya terbunuh, Duryodana marah besar dan menyuruh segenap pasukan Korawa untuk menyerang Abimanyu. Karena gagal menghancurkan baju zirah Abimanyu, atas nasihat Drona, Karna menghancurkan busur Abimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan seluruh senjatanya terbuang. Putera Dursasana mencoba untuk bertarung dengan tangan kosong dengan Abimanyu. Namun tanpa menghiraukan aturan perang, pihak Korawa menyerang Abimanyu secara serentak. Abimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu dibunuh oleh putera Dursasana dengan cara menghancurkan kepalanya dengan gada. Arjuna membalas dendam Berita kematian Abimanyu membuat Arjuna sangat sedih dan sakit hati. Ia sadar, bahwa seandainya Jayadrata tidak menghalangai para Pandawa memasuki formasi Chakrawyuha, Abimanyu pasti mendapat bantuan. Ia kemudian bersumpah akan membunuh Jayadrata pada hari berikutnya sebelum matahari tenggelam. Menanggapi hal itu, pihak Korawa menempatkan Jayadrata sangat jauh dari Arjuna. Ribuan prajurit dan ksatria mengelilingi dan melindungi Jayadrata. Arjuna berusaha menjangkau Jayadrata, namun ribuan pasukan Korawa mengahalanginya. Hingga matahari hampir terbenam, Jayadrata masih jauh dari jangkauan Arjuna. Melihat hal ini, Kresna menggunakan kecerdikannya. Ia membuat gerhana matahari, sehingga suasana menjadi gelap seolah-olah matahari sudah tenggelam. Pihak Korawa maupun Pandawa mengira hari sudah malam, dan sesuai aturan, mereka menghentikan peperangan dan kembali ke kubu masing-masing. Dengan demikian, pihak Korawa tidak melanjutkan pertarungan dan Jayadrata tidak dalam perlindungan mereka lagi. Saat kereta Arjuna dekat dengan kereta Jayadrata, matahari muncul lagi dan Kresna menyuruh Arjuna agar menggunakan kesempatan tersebut untuk membunuh Jayadrata. Arjuna mengangkat busurnya dan meluncurkan panah, memutus leher Jayadrata. Tepat pada saat tersebut, hari sudah sore, matahari sudah tenggelam dan Arjuna berhasil menuntaskan sumpahnya untuk membunuh Jayadrata. Penjelasan mengenai kematiannya Abimanyu adalah inkarnasi dari putera Dewa bulan. Ketika Sang Dewa bulan ditanya oleh Dewa yang lain mengenai kepergian puteranya ke bumi, ia membuat perjanjian bahwa puteranya tinggal di bumi hanya selama 16 tahun sebagaimana ia tak dapat menahan perpisahan dengan puteranya. Abimanyu berusia 16 tahun saat ia terbunuh dalam pertempuran. Putera Abimanyu, yaitu Parikesit, lahir setelah kematiannya, dan menjadi satu-satunya kesatria Keluarga Kuru yang selamat setelah Bharatayuddha, dan melanjutkan garis keturunan Pandawa. Abimanyu seringkali dianggap sebagai ksatria yang terberani dari pihak Pandawa, yang sudi melepaskan hidupanya saat peperangan dalam usia yang masih sangat muda. Abimanyu dalam pewayangan Jawa Dalam khazanah pewayangan Jawa, Abimanyu, sebagai putra Arjuna, merupakan tokong penting. Di bawah ini dipaparkan ciri khas tokoh ini dalam budaya Jawa yang sudah berkembang lain daripada tokoh yang sama di India. Riwayat Dikisahkan Abimanyu karena kuat tapanya mendapatkan Wahyu Makutha Raja, wahyu yang menyatakan bahwa keturunannyalah yang akan menjadi penerus tahta Para Raja Hastina. Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya Murcita, Jaka Pangalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja, Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra Arjuna, salah satu dari lima ksatria Pandawa dengan Dewi Subadra, putri Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Dewaki. Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu Sumitra, Bratalaras, Bambang Irawan, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma, Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada. Abimanyu merupakan makhluk kekasih Dewata. Sejak dalam kandungan ia telah mendapat “Wahyu Hidayat”, yang mamp membuatnya mengerti dalam segala hal. Setelah dewasa ia mendapat “Wahyu Cakraningrat”, suatu wahyu yang dapat menurunkan raja-raja besar. Abimanyu mempunyai sifat dan watak yang halus, baik tingkah lakunya, ucapannya terang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya dan pemberani. Dalam olah keprajuritan ia mendapat ajaran dari ayahnya, Arjuna. Sedang dalam olah ilmu kebathinan mendapat ajaran dari kakeknya, Bagawan Abiyasa. Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah dapat mengalahkan Prabu Jayamurcita. Ia mempunyai dua orang isteri, yaitu Dewi Siti Sundari, putri Prabu Kresna, Raja Negara Dwarawati dengan Dewi Pratiwi, Dewi Uttari, putri Prabu Matswapati dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara Wirata, dan berputra Parikesit. Bharatayuddha Abimanyu gugur dalam perang Bharatayuddha setelah sebelumnya seluruh saudaranya mendahului gugur, pada saat itu ksatria dari Pihak Pandawa yang berada dimedan laga dan menguasai gelar strategi perang hanya tiga orang yakni Werkodara, Arjuna dan Abimanyu. Gatotkaca menyingkir karena Karna merentangkan senjata Kuntawijayandanu. Werkodara dan Arjuna dipancing oleh ksatria dari pihak Korawa untuk keluar dari medan pertempuran, maka tinggalah Abimanyu. Ketika tahu semua saudaranya gugur Abimanyu menjadi lupa untuk mengatur gelar perang, dia maju sendiri ketengah barisan Kurawa dan terperangkap dalam formasi mematikan yang disiapkan pasukan Korawa. Tak menyiakan kesempatan untuk bersiap-siap, Korawa menghujani senjata ketubuh Abimanyu sampai Abimanyu terjerembab dan jatuh dari kudanya dalam pewayangan digambarkan lukanya “arang kranjang” banyak sekali dan Abimanyu terlihat seperti landak karena berbagai senjata ditubuhnya sebagai risiko pengucapan sumpah ketika melamar Dewi Uttari bahwa dia masih belum punya istri dan apabila telah beristri maka dia siap mati tertusuk berbagai senjata ketika perang Bharatayuddha, padahal ketika itu sudah beristrikan Dewi Siti Sundari. Dengan senjata yang menancap diseluruh tubuhnya sehingga dia tidak bisa jalan lagi tidak membuat Abimanyu menyerah dia bahkan berhasil membunuh putra mahkota Hastina Lesmana Mandrakumara dengan melemparkan keris Pulanggeni setelah menembus tubuh empat prajurit lainnya, pada saat itu pihak Korawa tahu bahwa untuk membunuh Abimanyu harus memutus langsang yang ada didadanya, kemudian Abimanyupun gugur oleh gada Kyai Glinggang atau Galih Asem milik Jayadrata, ksatria Banakeling. Bagi yang ingin mendengarkan atau mengunduh MP3 Ki Timbul Hadiprayitno – Abimanyu Gugur silahkan download di bawah ini » Ki Timbul Hadiprayitno – Abimanyu Gugur, Vol I » Download Ki Timbul Hadiprayitno – Abimanyu Gugur, Vol II » Download Ki Timbul Hadiprayitno – Abimanyu Gugur, Vol III » Download Sumber
Wayang is one of the traditional arts in Indonesia that has been passed down from generation to generation. One of the most popular wayang stories is the story of Abimanyu. The story of Abimanyu is a story that originated from Java and is still widely performed in various regions of Indonesia, especially in Java. Asal Usul Cerita Wayang Abimanyu Cerita Abimanyu dalam wayang berasal dari cerita Mahabharata. Dalam Mahabharata, Abimanyu adalah putra Arjuna yang lahir dari kandungan Subadra. Abimanyu memiliki kekuatan hebat sejak masih bayi, karena ia belajar ilmu perang dari ayahnya ketika masih dalam kandungan. Abimanyu tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah berani dan memiliki kemampuan bertempur yang hebat. Ia terkenal karena keberaniannya dalam menghadapi musuh-musuhnya. Namun, ia akhirnya tewas dalam perang karena terperangkap di dalam formasi perang Chakravyuha yang sulit ditembus. Dalam cerita wayang, Abimanyu digambarkan sebagai seorang ksatria yang gagah berani dan pemberani. Ia merupakan putra Arjuna dan Subadra, dan memiliki kekuatan yang luar biasa sejak lahir. Pada suatu hari, Abimanyu mendengar cerita tentang formasi perang Chakravyuha dari ayah dan pamannya. Abimanyu sangat tertarik dengan cerita tersebut dan ingin mencoba untuk memasuki formasi tersebut. Namun, ayah dan pamannya tidak melanjutkan cerita tersebut, karena mereka sendiri tidak tahu cara keluar dari formasi tersebut. Meskipun begitu, Abimanyu tetap bersemangat dan memutuskan untuk mencoba memasuki formasi perang tersebut. Ia berhasil masuk ke dalam formasi, namun tidak tahu cara keluar dari situ. Akhirnya, ia terjebak di dalam formasi perang dan terpaksa bertempur melawan musuh-musuhnya sendirian. Pembelajaran dari Cerita Wayang Abimanyu Cerita Abimanyu dalam wayang memiliki banyak pembelajaran yang dapat diambil. Salah satunya adalah tentang pentingnya semangat dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Seperti Abimanyu yang memiliki semangat yang tinggi untuk mencoba memasuki formasi perang Chakravyuha, kita juga harus memiliki semangat yang tinggi dalam menghadapi tantangan hidup. Selain itu, cerita ini juga mengajarkan tentang pentingnya persiapan sebelum menghadapi suatu tantangan. Abimanyu terjebak di dalam formasi perang karena tidak tahu cara keluar dari situ. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum menghadapi suatu tantangan atau masalah. Secara keseluruhan, cerita Abimanyu dalam wayang merupakan cerita yang sarat dengan nilai-nilai moral dan pembelajaran yang dapat diambil. Cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita dalam menghadapi hidup.
– Dalam pewayangan Jawa, penokohan merupakan salah satu hal yang menarik untuk dikenali. Apalagi dari setiap tokoh wayang terdapat sifat, watak, dan nilai-nilai sosial yang dapat diambil sebagai pelajaran. Dalam kesempatan ini, akan dibahas tokoh Abimanyu dalam pewayangan Jawa. Bagi kamu yang ingin mengenal lebih jauh tokoh wayang ini, bisa langsung simak berikut ini Nama Abhimanyu berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki dua makna yaitu Abhi yang artinya berani’ dan manyu yang memiliki arti tabiat’. Selain nama pemberian orang tuanya itu, Abimanyu juga dikenal dengan panggilan Jayamurcita. Nama itu diberikan sebagai penghormatan atas keberaniannya melawan Raja Plangkawati yang menyerang negara Dwarawati, ketika hendak merebut Dewi Subadra ibunya. Bahkan arwah Raja Plangkawati lalu merasuk ke dalam tubuh Abimanyu sehingga menambah kesaktiannya. Satriya yang juga kerap dipanggil dengan sebutan Angkawijaya itu, bertempat tinggal di kesatrian Plangkawati. Dalam khazanah pewayangan Jawa, Abimanyu, sebagai putra Arjuna, merupakan tokoh penting. Di bawah ini dipaparkan ciri khas tokoh ini dalam budaya Jawa yang sudah berkembang lain daripada tokoh yang sama di India. Dikisahkan Abimanyu karena kuat tapanya mendapatkan wahyu Makutha Raja, wahyu yang menyatakan bahwa keturunannyalah yang akan menjadi penerus tahta para Raja Hastina. Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya Murcita, Jaka Pengalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja, Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra Arjuna, salah satu dari lima ksatria Pandawa dengan Dewi Subadra, putri Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Dewaki. Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu Sumitra, Bratalaras, Bambang Irawan, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma, Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada. Abimanyu merupakan makhluk kekasih Dewata. Sejak dalam kandungan ia telah mendapat “Wahyu Hidayat”, yang mampu membuatnya mengerti dalam segala hal. Setelah dewasa ia mendapat “Wahyu Cakraningrat”, suatu wahyu yang dapat menurunkan raja-raja besar. Sejak kecil Abimanyu telah menunjukkan aura yang luar biasa terang. Terutama aura kepemimpinan yang akan menurunkan raja. Dalam proses pertumbuhannya Abimanyu dididik langsung oleh kakek buyutnya yaitu Begawan Abiyasa yang merupakan tokoh spiritual kelas wahid. Memang dalam olah kebatinan Abimanyu mendapat ajaran dari Begawan Abiyasa. Namun untuk olah keprajuritan dan sikap Abimanyu dididik langsung oleh Raden Harjuna. Untuk itu tidaklah mengherankan bila Abimanyu selain berwatak halus, penuh tanggung jawab, dan tingkah laku baik serta memiliki hati yang tulus dan pemberani. Abimanyu mempunyai sifat dan watak yang halus, baik tingkah lakunya, ucapannya terang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya dan pemberani. Dalam olah keprajuritan ia mendapat ajaran dari ayahnya, Arjuna. Sedang dalam olah ilmu kebathinan mendapat ajaran dari kakeknya, Bagawan Abiyasa. Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah dapat mengalahkan Prabu Jayamurcita. Abimanyu gugur dalam perang Bharatayuddha setelah sebelumnya seluruh saudaranya mendahului gugur, pada saat itu kesatria dari pihak Pandawa yang berada di medan laga dan menguasai strategi perang hanya tiga orang yakni Bima, Arjuna dan Abimanyu. Gatotkaca menyingkir karena Karna merentangkan senjata Kunta Wijayadanu. Bima dan Arjuna dipancing oleh satria dari pihak Korawa untuk keluar dari medan pertempuran, maka tinggalah Abimanyu. Ketika tahu semua saudaranya gugur Abimanyu menjadi lupa untuk mengatur formasi perang, dia maju sendiri ke tengah barisan Kurawa dan terperangkap dalam formasi mematikan yang disiapkan pasukan Kurawa. Tak menyiakan kesempatan untuk bersiap-siap, Kurawa menghujani senjata ke tubuh Abimanyu sampai Abimanyu terjerembab dan jatuh dari kudanya dalam pewayangan digambarkan lukanya arang kranjang= banyak sekali. Abimanyu terlihat seperti landak Abimanyu terlihat seperti landak karena berbagai senjata menancap di tubuhnya. Konon tragedi itu merupakan risiko pengucapan sumpah ketika melamar Dewi Utari, bahwa dia masih belum punya istri dan apabila telah beristri maka dia siap mati tertusuk berbagai senjata ketika perang Bharatayuddha. Abimanyu berbohong karena ketika itu sudah beristrikan Dewi Siti Sundari. Dengan senjata yang menancap diseluruh tubuhnya sehingga dia tidak bisa jalan lagi, tidak membuat Abimanyu menyerah dia bahkan berhasil membunuh putera mahkota Hastinapura Lesmana Mandrakumara putera Prabu Duryudana dengan melemparkan keris Pulanggeni setelah menembus tubuh empat prajurit lainnya. Pada saat itu pihak Korawa tahu bahwa untuk membunuh Abimanyu, mereka harus memutus langsang yang ada didadanya, kemudian Abimanyu pun gugur oleh gada Kyai Glinggang atau Galih Asem milik Jayadrata, satria Banakeling.
Dicritakake ana putri kang ayu, sing jenenge Dewi Kunthi. Dewi Kunthi nikah karo Prabu Kumojoyo lan urip ing desa kerajaan sing jenenge “Pandhawa”. Dheweke dikaruniai anak sing jenenge, KARNA. Sawise Pirang tahun Dewi Kunthi nduwe anak meneh sing dijenengake ARJUNA. Dewi Kunthi sayang banget marang Arjuna, ndelok kabeh iku Karna ngarasa awake gak diperhatekne marang ibune, Karna sampek nguncali watu marang ibune, Dewi Kunthi utawa ibune iku langsung nesu marang Karna, tanpa gak sadar Dewi Kunthi ngomong kang sing gak apik marang Karna sing nyebabake Karna lara ati. Akhire Karna milih lunga saka Kerajaan Pandhawa. Sawise pirang-pirang tahun Karna lunga saka kerajaan, ibune mesti nggoleki lan nangisi karna. Ing sawijining dina , ibune mikirne Karna lan njaluk marang para dewa ngge nemokake dheweke karo Karna. Ora suwe , keprungu swara bocah enom swarane kaya istana Karna ketemu ibune, nanging maksud mbalike Karna ing kerajaan dudu kanggo ketemu kulawarga lan dulure. Nanging maksude Karna yaiku kango ngerteni kahanan ibune lan karna nyuwun restu kanggo dadi Ksatria perang. Ibune ora ngrestuake amerga yen dadi Ksatria perang padha karo Karna nglawan adhi adhine dhewe. Karna ora nggagas, lan dheweke langsung lunga ninggalake ibune kang nangis amerga kaputusan Karna. Akhire, peperangan antara Arjuna saka kesatrian Madukara dadi Ksatria perang Negara Amarta melawan Adipati Basukarna utawa Karna saka Awangga dadi Ksatria perang Negara Astina. Prabu Salya lan Sengkuni nduwe rencana arep mateni Abimanyu, sawijining anak saka Arjuna, Amerga pihak Astina weruh Kerajaan Amarta arep diturunake marang Abimanyu, amerga kuwi sasaran utamane yaiku mateni Abimanyu. Pas wektune perang, Abimanyu wis akeh katusuk anak panah, nanging Abimanyu tetep nahan nganti mati. Sawise, Mase Semar nemokake mayit Abimanyu sing gletak kaku. Mase Semar lan Kresna yaiku kakak Arjuna bingung mikirake Kerajaan Amarta. Arjuna sing durung ngerti katiwasan putrane terus nyusun rencana kanggo mbinasakake Ngastina. Sawise ngerti katiwasan putrane, Arjuna langsung maju dhewe kanggo nglawan Prajurit Ngastina. Kurawa ngrasa senang, amerga bisa mateni Abimanyu. Nanging tanpa diweruhi, Abimanyu nduwe garwa sing lagi mbobot, lan mengkone anak iku sing ngantikake Abimanyu. Karna nantang Arjuna kangge ndang perang. Nanging Arjuna nulak, amerga dheweke ngerti Karna iku sadulur kandhunge dhewe. Karna ngongkon Arjuna njupuk senjatane. Nanging Arjuna nulak nggo perang. Akhire atine Karna luluh, terus Karna lan Arjuna rerangkulan. Karna sadar Arjuna iku adhi siji-sijine sing didhuweni. Ibune weruh lan ngrasa seneng. Nanging Karna nguculake pelukanne, lan nuduh Arjuna sekongkol arep menusuk dheweke saka mburi. Akhire Karna lan Arjuna perang , ibune nangis pengin yen putra-putrane iku mandhekake perang iku. Akhire Arjuna tiba. Arjuna sengaja ngalah demi Ibune, lan pengin supaya atine Karna bisa luluh. weruhan kuwi Kurawa ngguyu cekakakan amerga Arjuna kalah. Nanging perang iku tetep sida, tan saya panas. Wektu peperangan kalakon hebate ana keanehan loro ksatria sing pinter manah iku padha-padha ngetokake akeh anak panah nanging ora enek siji wae sing kena. Kadang mandheg banjur padha pepandang, padha netesake banyu mata. Prabu SalyaKusir Karna lan Prabu Kresna Kusir Arjunakalorone ngerti, kaloro-lorone putra Dewi Kunthi iku ora saling tega mateni sampek nglarani sithik wae dadi ora enek panah pas padha saling tempur, saling ngetokake senjata saktine, saling ngudanke panah nanging ora ana sawijining panah sing kena ing awak. Prabu Kresna dadi kusir Arjuna lan botohe Amarta Pandawa ngerti persis senjata Pasopati sing dipasang ing gandewa Arjuna. Dadi Tali kusir jaran disentak dadi jaran gerak mangarep pas wektu Pasopati wucul saka gandewa sing awale diarahke mung ning ngarep Karna nanging amerga kereta gerak mangarep dadi Senjata Sakti Pasopati pas ngeneki gulu Adipati Basukarna utawa Karna. Anak Dewa Surya iku mencelat kenek kereta sampek nganti ajur. Kaweruhan kabehiku Dewi Kunthi utawa ibune Karna lan Arjuna, ngerti yen anake kang pertama iku bener lunga kanggo salawase.
cerita wayang abimanyu dalam bahasa jawa